Tuesday, December 9, 2014

Pengertian Saham

Apakah Yang Dimaksud Dengan Saham?
Saham adalah jenis surat berharga yang memberikan hak kepemilikan atas suatu perusahaan. Umumnya hak kepemilikan ini juga memberikan hak "suara" dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
Mengapa Perusahaan Menerbitkan Saham?
Perusahaan menerbitkan saham dilandasi oleh berbagai tujuan. Misalnya untuk:
  1. Melunasi hutang.
  2. Membiayai rencana ekspansi usaha, seperti misalnya memperluas bisnis ke pasar yang baru atau segmen pasar yang baru, membangun/memperluas fasilitas usaha, atau peluncuran produk baru.
Secara umum, saham terdiri dari dua jenis, yaitu saham biasa dan saham preferen.
  1. Saham biasa (common stock), memiliki hak suara (voting rights) dan berhak atas deviden secara proporsional berdasarkan porsi kepemilikan.
  2. Saham preferen (preferred stock), biasanya tidak memiliki hak suara namun berhak atas deviden lebih dulu dibandingkan pemegang saham biasa, serta memiliki prioritas lebih tinggi untuk mendapatkan pembayaran terlebih dahulu pada saat perusahaan mengalami kebangkrutan dan assetnya dilikuidasi.
Di dunia pasar modal, saham umumnya dikategorikan ke dalam beberapa kelas:
  1. Growth Stock. Yaitu saham yang memiliki tingkat pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata pasar. Mereka jarang membayar deviden, tapi investor membeli dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan dari peningkatan harga. Contoh jenis saham ini adalah saham perusahaan di bidang IT yang baru didirikan.
  2. Income Stock. Yaitu saham yang membayar deviden secara konsisten. Investor membeli untuk mendapatkan pendapatan yang mereka hasilkan. Contoh jenis saham ini adalah saham dari perusahaan utilities yang telah mapan.
  3. Value Stock. Yaitu saham yang memiliki Price-to-Earning Ratio (PER) rendah, yang berarti mereka lebih murah untuk dibeli dibandingkan saham lain dengan PER lebih tinggi. Saham jenis ini sebetulnya bisa saja merupakan growth stock atau income stock, yang mengalami penurunan akibat kondisi tertentu. Investor membeli saham ini dengan harapan bahwa pasar telah bereaksi secara berlebihan, dan harga sahamnya akan mengalami "rebound" (kenaikan kembali).
  4. Blue-chip Stock. Yaitu saham yang umumnya merupakan saham perusahaan besar, dikenal luas, dan memiliki sejarah pertumbuhan yang baik. Umumnya saham jenis ini membayar deviden secara konsisten.
Mengapa orang-orang membeli saham?
Ada sejumlah alasan mengapa orang membeli saham.
  1. Capital gain/appreciation, yaitu peningkatan harga saham.
  2. Pembayaran deviden, yaitu pada saat perusahaan membagikan sebagian dari keuntungan yang diperoleh kepada para pemegang sahamnya.
  3. Hak untuk memberikan "suara" dan ikut mempengaruhi jalannya perusahaan.
Apakah keuntungan dan risiko membeli saham suatu perusahaan?
Keuntungannya adalah seperti telah disebutkan di atas, apalagi dalam jangka panjang saham memberikan potensi pertumbuhan yang sangat tinggi. Namun selain potensi keuntungan, saham juga memiliki resiko yang tinggi.
Apabila perusahaan mengalami kebangkrutan, maka pemegang saham merupakan pihak yang paling terakhir mendapatkan pembayaran dari hasil likuidasi asset perusahaan. Tidak jarang, asset yang dilikuidasi tidak mencukupi untuk menutupi hutang, sehingga pemegang saham sama sekali tidak mendapatkan apa-apa, karena urutan prioritas pihak yang berhak atas hasil likuidasi asset perusahaan adalah: kreditur (pemberi pinjaman), pemegang saham preferen, dan terakhir pemegang saham biasa.
Harga saham sangat berfluktuasi, dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal perusahaan. Apabila investor harus menjual sahamnya pada kondisi dimana harga turun akibat kondisi pasar yang tidak kondusif (market risk), maka dia bisa mengalami kerugian. Selain itu, ada risiko pada saat investor akan menjual saham, tidak tersedia pembeli yang mau membeli saham tersebut (liquidity risk).
Tips:
  1. Pilihlah saham-saham yang memiliki kinerja baik.
  2. Pantau kinerja setiap perusahaan (dimana anda memiliki sahamnya) secara berkala (misalnya setiap kuartal/3 bulanan). Apabila ada hal-hal yang sifatnya mendasar dan permanen yang berpengaruh negatif terhadap perusahaan, lakukan switching (pertukaran) dengan saham lain yang lebih prospektif.
  3. Bersikap kritislah terhadap penurunan haga saham yang diakibatkan kondisi pasar. Kadang pasar bertindak berlebihan (over-reacted) terhadap satu hal sehingga menyebabkan penurunan tajam harga saham. Disini kadang justru muncul kesempatan (opportunity) untuk membeli saham-saham berkinerja bagus pada harga murah.
 Selamat berinvestasi!

0 comments:

Post a Comment