Pada bagian pertama ini akan dijelaskan mengenai apa itu reksadana,
bagaimana profil risikonya, serta siapa yang berhak menerbitkan.
Untuk lebih memudahkan dalam memahami apa itu reksadana, mungkin
sebaiknya kita mengenali terlebih dulu siapa yang berhak untuk
menerbitkan sebuah reksadana.
Di dunia pasar modal, ada perusahaan yang memberikan jasa untuk
mengelola dana investasi masyarakat, dengan tujuan agar hasil
investasinya lebih optimal. Perusahaan seperti ini disebut Fund Manager atau Investment Manager, dimana di dalamnya terdiri dari para profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman di bidang investasi di pasar modal.
Mereka beroperasi dengan cara mengumpulkan dana dari masyarakat (dengan
cara terlebih dahulu menerbitkan proposal investasi, yang secara garis
besar berisi rencana investasi yang akan dilakukan), kemudian
selanjutnya mengalokasikan dana yang terkumpul tersebut ke dalam
produk-produk investasi seperti yang telah dicantumkan di dalam
proposal. Untuk mudahnya, proposal investasi inilah yang dinamakan
dengan Reksadana.
Sebelum beroperasi, sebuah Fund Manager harus terlebih
dahulu mendapatkan izin operasi dari Bapepam-LK, dan begitu juga
sebelum sebuah proposal investasi bisa ditawarkan kepada masyarakat maka
harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Bapepam-LK.
Setelah disetujui, maka kemudian proposal tersebut ditawarkan kepada
masyarakat. Bagi investor yang berminat dan tertarik dengan rencana
investasi tersebut kemudian bisa ikut serta dengan cara memesan/membeli
tanda bukti penyertaan reksadana yang biasanya diukur dalam satuan Unit Penyertaan.
Apa keuntungan membeli reksadana? Nilai sebuah reksadana biasa disebut dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB).
Keuntungan bagi investor yang membeli sebuah produk reksadana dilihat
dari kenaikan nilai reksadana dibandingkan dengan nilai pada awal
pembelian. Jadi misalnya seorang investor membeli reksadana pada saat NAB nya Rp 1.100, dan NAB saat ini adalah Rp 1.250, maka ia telah mendapatkan keuntungan sebesar Rp 150,- untuk setiap unit penyertaan yang ia miliki.
Darimana kenaikan NAB itu berasal? Mari kita ambil
contoh sebuah reksadana saham (yaitu reksadana yang bertujuan untuk
berinvestasi di saham). Reksadana saham biasanya terdiri dari berbagai
saham yang dipilih oleh pengelola reksadana (Fund Manager) yang
disesuaikan dengan strategi investasi reksadana tersebut. Apabila harga
(rata-rata) saham-saham yang dibeli oleh reksadana tersebut naik
dibandingkan pada saat pembelian, maka NAB akan naik. Dan NAB
akan turun apabila terjadi sebaliknya. Begitulah mekanisme ini terjadi
secara dinamis tergantung kepada dinamika harga saham yang dibeli oleh
reksadana tersebut.
Yang harus selalu diingat, investasi itu selalu mengandung risiko.
Begitu juga reksadana. Misalnya, sebuah proposal reksadana dibuat dengan
tujuan untuk diinvestasikan ke dalam saham-saham di Bursa Efek
Indonesia. Apabila saham-saham yang dibeli dan dikelola dalam reksadana
tersebut mengalami penurunan, maka Nilai Aktiva Bersih reksadana
tersebut juga akan turun.
Selain itu, perlu dipahami bahwa reksadana itu sifatnya merupakan "keranjang investasi". Pilihan isinya ditentukan oleh Fund Manager.
Investor hanya memilih "keranjang" yang cocok dengan seleranya. Produk
ini dibuat dengan filosofi bahwa sebagian investor tidak ingin
direpotkan, tidak mempunyai waktu, dan tidak memiliki pengetahuan yang
cukup di dalam menentukan misalnya saham apa yang sebaiknya dibeli.
Dengan membeli reksadana, maka investor menyerahkan pilihan "isi
keranjang investasinya" kepada Fund Manager yang merupakan orang-orang profesional dan berpengalaman di pasar modal.
Jadi faktor apa yang menjadikan reksadana sebagai salah satu instrumen investasi yang diminati oleh investor?
Happy investing!
- Pengelolaan yang profesional. Sebelum melakukan investasi, pengelola reksadana melakukan riset, memilih instrumen (saham/obligasi) dan selanjutnya memonitor perkembangannya.
- Melakukan diversifikasi. Seperti istilah investasi yang sangat dikenal, yaitu "Do not put all your eggs in one basket", maka pengelola reksadana melakukan penyebaran risiko dengan cara membeli berbagai instrumen investasi.
- Terjangkau. Dengan dana yang relatif kecil, investor sudah bisa mulai berinvestasi.
- Likuid. Investor pemegang reksadana bisa dengan mudah menjual reksadananya dengan biaya yang relatif kecil.
- Reksadana Pasar Uang. Memiliki tingkat risiko yang relatif rendah, karena dana diinvestasikan ke dalam instrumen dengan tingkat risiko rendah seperti Sertifikat Bank Indonesia.
- Reksadana Obligasi. Memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi dari reksadana pasar uang, karena memang ditujukan untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi. Karena ada berbagai jenis obligasi (pemerintah maupun korporasi), maka tingkat risiko dan imbal hasilnya juga sangat bervariasi.
-
Reksadana Saham. Memiliki tingkat risiko paling tinggi dibandingkan
reksadana pasar uang atau obligasi. Beberapa contoh jenis reksadana
saham antara lain:
- Growth funds. Fokus kepada saham yang memiliki potensi keuntungan di atas rata-rata, meskipun tidak secara teratur membagikan deviden.
- Income funds. Fokus kepada saham yang memberikan deviden secara teratur.
- Sector funds. Fokus kepada saham dari sektor tertentu.
- Reksadana campuran. Merupakan reksadana yang komposisinya terdiri dari instrumen pasar uang, obligasi, dan saham.
- Pembayaran dividen. Reksadana bisa mendapatkan penghasilan dalam bentuk dividen dari saham atau bunga kupon obligasi.
- Pembagian capital gain. Surat berharga yang dimiliki oleh sebuah reksadana bisa naik. Keuntungan ini nantinya akan dibagikan kepada pemegang reksadana.
- Peningkatan Nilai Aktiva Bersih. Nilai pasar reksadana juga bisa mengalami peningkatan, yang pada akhirnya juga akan dinikmati investor pemegang reksadana
Dalam reksadana, seperti juga prinsip investasi secara umum, investor
bisa kehilangan sebagian atau seluruh dana yang diinvestasikan, karena
surat berharga yang dibeli bisa mengalami penurunan harga. Dividen
maupun kupon bunga obligasi juga sangat terpengaruh oleh kondisi bisnis
dari masing-masing perusahaan. Hal ini yang perlu menjadi perhatian dan
dipahami investor sebelum memutuskan untuk membeli reksadana.
Tertarik untuk membeli? Silakan menghubungi pengelola reksadana (Fund
Manager) atau bank-bank yang ditunjuk sebagai agen penjual.Happy investing!
0 comments:
Post a Comment