Tuesday, December 9, 2014

Hubungan Current Account Dan Nilai Tukar Mata Uang

Jika Anda perhatikan kalender ekonomi, current account adalah salah satu indikator fundamental yang dirilis tiap bulan dan rata-rata berdampak medium pada nilai tukar mata uang suatu negara. Karena berhubungan dengan neraca pembayaran yang menunjukkan kinerja ekonomi suatu negara, indikator ini sering disebut oleh analis ketika mengulas naik turunnya nilai tukar suatu mata uang terutama jika dikaitkan dengan ekspor dan impor serta aliran modal yang masuk atau keluar ke atau dari negara tersebut. Indikator ini bisa berdampak tinggi pada nilai tukar mata uang jika terjadi perubahan yang menyolok dibandingkan periode sebelumnya.

                                         
Current account suatu negara adalah salah satu dari dua komponen utama neraca pembayaran disamping capital account. Current account terdiri dari neraca perdagangan, penerimaan (dari investasi asing) dan transfer tunai. Perhitungan dilakukan tidak hanya dari sektor pemerintahan, tetapi juga sektor swasta. Jika hasil perdagangan dan penerimaan melebihi pengeluaran maka current account akan surplus, dan sebaliknya jika terjadi aliran modal keluar (capital outflow) lebih besar maka current account akan defisit. Lalu apa pengaruhnya terhadap nilai tukar mata uang?

Ambil contoh ketika current account surplus. Dalam prakteknya perdagangan mempunyai porsi yang besar dalam current account, maka jika ekspor lebih besar dari impor current account akan surplus. Pembayaran hasil ekspor membutuhkan mata uang lokal, dan untuk impor membutuhkan mata uang asing. Naiknya kuantitas (volume) ekspor akan meningkatkan permintaan mata uang lokal sehingga nilai tukar mata uang lokal akan menguat terhadap mata uang negara negara partner dagang.

Demikian juga jika impor berkurang akan membuat permintaan mata uang negara partner dagang turun sehingga mata uangnya akan melemah terhadap mata uang lokal. Jadi current account yang surplus akan memperkuat nilai tukar mata uang. Sebaliknya jika current account defisit, nilai tukar mata uang akan cenderung melemah.

Hubungan yang sebaliknya bisa terjadi yaitu pengaruh nilai tukar mata uang terhadap current account. Aliran modal punya andil besar dalam mempengaruhi nilai tukar mata uang. Sebagai contoh jika aliran modal yang keluar cukup besar maka akan memperlemah nilai tukar mata uang sehingga harga ekspor relatif lebih murah dan harga impor relatif lebih mahal. Akibat langsung dari hal tersebut adalah turunnya current account, dalam hal ini bisa surplus yang berkurang atau defisit yang makin membengkak.

Dalam prakteknya current account didefinisikan sebagai :
(harga ekspor x kuantitas ekspor) - (harga impor x kuantitas impor).

Dalam analisa hubungan pengaruh nilai tukar mata uang dan current account mula-mula efek dari kuantitas tidak diperhitungkan atau dianggap konstan. Ketika nilai tukar mata uang menguat maka pengaruh jangka pendeknya harga ekspor naik dan harga impor turun, sehingga current account akan surplus. Dalam jangka panjang kuantitas impor akan naik dan kuantitas ekspor menurun sehingga current account akan defisit. Defisit current account bisa ditutup dengan hutang ke negara eksportir sehingga memperlemah mata uang lokal.

0 comments:

Post a Comment