Sunday, March 20, 2016

Cerita pengalaman petak umpet hantu (hitori kakurenbo)

PERINGATAN

- Ini adalah permainan penuh kutukan! Jadi saya harap tidak ada yang mencobanya!!! Mau percaya ataupun tidak percaya pada cerita di bawah ini, yang penting JANGAN MENCOBANYA!!!
- Pada saat membaca tread ini, diharapkan berada di ruang yang TERANG. Bila berada di dalam kamar, lampu JANGAN DIMATIKAN!
- Jangan dibaca pada saat waktu menunjukan pukul 22.00 lewat.
- Senantiasa periksa belakang anda (akan lebih baik jika anda menengok ke belakang beberapa kali setiap 20 detik)
- Suara cicak, tokek, kucing, dan suara aneh lainnya menandakan ada 'sesuatu' berada di dekat anda, jika itu terjadi, segera berhenti membaca threat ini
- Gunakan headset/headphone/earphone/dll supaya suara lebih terdengar jelas


ini adalah cerita dari salah satu manusia di luar sana yang cukup gila untuk memainkan permainan ini.

Let the story begins...

 'Ok', jadi begini ceritanya. Aku adalah orang amerika yang sudah pernah tinggal di jepang dengan keluarga angkat (sementara) untuk keperluan study luar negeri.

Minggu lalu, saudara serumahku, Akane, bercerita tentang sebuah permainan yang dia ingin mainkan yang bernama "Hitori Kakurenbo", atau Hide-and-Seek Alone (petak umpet sendirian), kupikir begitu.

'Anyway', Akane bilang itu menyenangkan dan beberapa perempuan di sekolahnya telah mencobanya, dan itu (juga) cara untuk bermain petak umpet dengan hantu, namun dia tidak mau melakukannya sendiri. Untuk beberapa orang skeptis, permainan itu kelihatan sangat tidak berbahaya, dan lagipula aku juga penasaran. TENTU SAJA, AKU SANGAT MENYESAL SEKARANG. Tidak peduli betapa penasaran ataupun skeptisnya dirimu, JANGAN PERNAH BERMAIN PERMAINAN INI!!!

Singkat cerita, Akane mendapatkan boneka dari '100Yen Store', menamakannya erina, dan aku melihat dia merobek isian boneka dan menggantinya dengan beras.

"Sekarang aku butuh dua tetes darah, satu dariku dan satu darimu", gumamnya. mencoba mengingat aturan yang telah diberitahu oleh temannya. Dia menusuk jarinya dan aku menusuk jariku dan kami mengoleskan darah kami ke dalam beras. Dia kemudian menjahitnya dengan benang merah, diteruskan dengan melilitkannya di sekitar leher boneka.

"Kenapa kau melakukan itu?", tanyaku bingung.

"Warna merah dianggap mewakili pembuluh darah. Kita akan memutuskan 'pembuluh darah' malam ini pukul 3".

"3 pagi atau 3 sore?"

"Pagi, idiot." Dia menyeringai padaku.

Dia juga menyiapkan beberapa gelas air garam, dan membuat garis dengan garam melingkari kamar orang tuanya.

"Itu untuk apa?", tanyaku penasaran.

"Harusnya, ini menghentikan roh pergi ke suatu ruangan tertentu untuk menemukanmu."

"Jadi mengapa kita tidak bersembunyi saja di dalam ruangan itu?"

"Nah, itu tidak akan menyenangkan, kan! Aku hanya tidak ingin kamar orang tuaku dihancurkan."

Hancur. Dalam retrospeksi, aku berharap kami tetap tinggal di ruangan itu, bahkan jika keadaan sudah 'tidak menyenangkan'. Atau bahkan lebih baik, kuharap aku tidak pernah melakukan ini tanpa mengetahui sepenuhnya apa yang bisa terjadi.

'Anyway', kami pergi ke kamar mandi pukul 3 pagi. Semua orang di keluarga itu pergi mengunjungi bibi dan paman yang baru-baru ini punya bayi baru. Kami meletakkan boneka itu di dalam bak mandi yang berisi air, dan berteriak bersamaan,

"Akane dan Sarah jadi yang pertama! Akane dan Sarah jadi yang pertama! Akane dan Sarah jadi yang pertama!"

Kemudian kami berlari keluar dari kamar mandi, mematikan semua lampu dan menyalakan tv di kamar persembunyian kami ke saluran statis (saluran tanpa siaran/semut-semut/bruwet). Akane mengambil pisau dan meninggalkan air garam di atas meja. Kami kembali ke kamar mandi, dan tentu saja, boneka itu ada di sana, di dalam bak mandi, tersenyum tenang kepada kami dari bawah.

"Erina, Akane dan Sarah menemukanmu!" kami berteriak. Kami menariknya keluar, Akane menusuk jantung boneka itu dan memastikan bahwa dia memutuskan banyak benang merah sebelum membuangnya kembali ke bak mandi.

"Erina jadi yang kedua! Erina jadi yang kedua! Erina jadi yang kedua! ", Kami bernyanyi kecil, kemudian berlari kembali ke ruang keluarga dengan tv menyala. Kami masing-masing meneguk air garam, memastikan untuk tidak menelannya, kemudian memegang cangkir kami dengan erat sebelum bersembunyi di lemari. Akane meninggalkan celah pintu sedikit terbuka karena ia ingin melihat apa yang akan terjadi pada tv. Itu mengerikan, ide yang buruk. Sampai hari ini, aku berharap kami meninggalkan pintu itu dalam keadaan tertutup .

Untuk lima menit pertama, kami hanya menunggu. Tidak ada yang terjadi, dan aku merasa lega. Kemudian, aku mendengar gelombang statis TV mulai berubah. Tanpa ada diantara kami yang menyentuh remote, tv mulai beralih saluran, cukup cepat untuk membuat sebuah kalimat yang terbentuk dari kata-kata dari saluran yang berbeda.

Aku
akan
menemukan
kalian

Aku meringkuk mundur di dalam lemari, ketakutan. Udara serasa semakin dingin. Akane masih tetap berada di situ dengan mata yang menempel ketat celah lemari, dengan tenang.

Aku bisa mendengar langkah kaki dan berdebum.

Dimana
kalian

Langkah-langkah kaki itu berubah dan berhenti di depan lemari.

Apa
kalian
disini

Lalu aku mendengar kata-kata yang paling menakutkan,

Aku
menemukanmu

Akane menjerit dan jatuh terdorong ke belakang. Pisau dapur yang telah kami gunakan untuk menusuk boneka itu menonjol dari matanya, mata yang ia digunakan untuk mengintip melalui celah pintu lemari. Tanpa sengaja dia menelan air garamnya. Untungnya, setakut-takutnya diriku, aku berhasil menjaga air garam di mulutku, juga menggenggam cangkir bodoh itu dengan baik. Aku menunggu sampai gelombang statis di tv kembali normal. Akane menangis pelan, pisau itu masih di matanya, tapi dia merintih,

"Kau perlu mengakhiri ritual."

Aku melakukan apa yang dia suruh untuk lakukan. Aku berjalan di sekitar rumah, mencari boneka bodoh itu. Dia tidak lagi berada di kamar mandi. Aku menemukannya, duduk tegak di tempat tidur Akane, menyeringai. Aku menyiram dan memuntahkan air garamku kearah boneka itu, kemudian berteriak,

"Aku menang! Aku menang! Aku menang!" dengan keras. Lalu dengan sigap aku meraih boneka itu dan pergi ke bak sampah tetangga dan meletakkannya ke dalam bak bensin sebelum membakar bajingan itu. Sekarang sudah jam 5 pagi.

Aku kembali ke dalam lemari, dan mengatakan pada Akane semua telah berakhir, jadi dia keluar dari lemari, pisau masih tertanam di matanya dan kami memanggil ambulans. Setelah operasi, sayangnya, diputuskan dia akan buta dengan satu mata. Akane berbohong dan mengatakan ia tersandung kemudian mengenai pisau setelah bangun pagi untuk membuat sarapan.

Hal yang menakutkan adalah, meskipun aku mengakhiri ritual dan membakar boneka seperti Akane katakan padaku, aku tidak berpikir kejadian ini sudah berakhir. Akane berkata masih bisa melihat "Erina" berjalan di sekitar rumah ketika hanya matanya terbuka. Aku terus melihat hal-hal dari sudut pandang mataku juga. Aku tidak tahu apa yang harus dilakukan, kami pikir kami melakukan ritual yang tepat, tapi mungkin itu masih berlangsung.

Beberapa hal aneh telah terjadi akhir-akhir ini, langkah kaki di luar pintu kamarku pukul 3 pagi, saluran tv terganggu dan suara seperti besi dibengkokkan. Aku lalu membakar dupa dan garam di kamarku untuk membuatku aman, seperti halnya Akane. Tapi jika seseorang datang kepada Anda dan menanyakan apakah Anda ingin bermain Hitori Kakurenbo, selamatkan dirimu dari kerumitan (yg akan terjadi) dan jangan melakukannya. Melihat kenyataannya sekarang, kami telah melakukan banyak hal yang salah, kudengar begitu dari desas-desus. Menempatkan darah di dalamnya adalah salah, itu dapat mengutukmu. Kami seharusnya memasukkan potongan kuku ke dalamnya sebagai gantinya. Akane dan aku akan ke kuil dalam beberapa hari untuk mencari pertolongan hari Minggu ini. Dan jika ada yang memiliki saran mengenai apa yang harus dilakukan jika terjadi kasus seperti ini di Jepang, 'let me know'.




Hari ini aku melewatkan kelas untuk pergi ke kuil. Sebelumnya, saat membaca 'comment', beberapa dari kalian memintaku untuk menunjukan foto mata Akane. Hal seperti itu tidak bisa kulakukan. Sejak kejadian itu dia menjadi penyendiri. Jarang sekali aku melihat dia keluar dari kamarnya, dan jika dia keluar, dia tidak mengatakan sepatah katapun, hanya ngemil snack beras di pojokan lalu kembali ke atas. Dia lebih mirip seperti kerang, hanya bentuknya manusia. Dia juga tidak mau pergi ke sekolah, ku pikir dia khawatir akan menjadi bahan ejekan teman-temannya. Bullying sangat buruk di sekolah di jepang, tapi aku tidak dapat menolongnya sekalipun aku merasa itu adalah salahku juga. Lagi pula, meminta foto menurutku adalah hal yang kasar, terutama sejak keluarganya memintaku untuk tidak mengganggunya, dalam upaya untuk membantu membuatnya merasa lebih nyaman. Mereka bertingkah seolah-olah tidak ada yang terjadi, yang mana bagiku agak 'aneh' tapi kupikir itulah cara mereka untuk mengatasi kejadian seperti ini.

Ini adalah fotoku dan Akane di kuil Nikko (sebelum kejadian):
Korban hitori kakurenbo (petak umpet hantu) - Jangan Pernah Mencoba Permainan Ini!!!

Anyway. Hari ini aku sengaja melewatkan kelas, untuk pergi ke kuil shinto terdekat. Aku benar-benar tidak tahu apa yang harus kulakukan, karena Akane menolak untuk pergi. Aku sudah merasa mual di dalam rumah , dan melihat hal-hal bergerak keluar dari sudut mataku. Itu semua terjadi di sekelilingku. Tadi malam, jam 3 pagi aku terbangun oleh suara langkah kaki (seperti biasa), tapi setelah suara itu berhenti, sesuatu mulai menggaruk pintu. Kedengarannya seperti seseorang menggores kuku mereka ke kayu. Aku meringkuk di bawah selimut dan melemparkan garam di bahuku.

Ketika aku bangun di pagi hari, ada simbol: 死 (kematian) di pintu yang tampak seperti darah. Aku cepat-cepat menyeka tulisan itu sebelum seseorang menyadarinya, dan aku sadar bahwa pintu Akane itu ditandai juga, jadi aku membangunkan dia dan menunjukkan tulisan itu padanya.

Dia memberiku setengah senyuman aneh, dan mengatakan kepadaku,

"Jadi itu sudah dimulai." Aku begitu terkejut aku melakukan apa-apa selain menatapnya. Saat itu, aku melihat luka irisan yg cukup besar di pergelangan tangannya.

"Akane, apa kau terluka?"

Dia menyentakkan lengannya.

"TINGGALKAN KAMI SENDIRI."

Suaranya tidak terdengar seperti miliknya, terdengar seperti terpisah dari badan, dan aku bersumpah matanya (yang tidak tertutup oleh penambal luka) berubah menjadi hitam. Aku tidak bertanya apa yang dia maksud dengan 'kami', aku hanya membiarkan dia pergi begitu saja kembali ke dalam kamarnya. Aku membersihkan darah dari pintunya. Aku kemudian mengetuk pintu dan bertanya apakah dia ingin pergi ke kuil hari ini. Meskipun kemarin ia telah berencana pergi, hari ini dia bilang tidak, dan masuk ke kamarnya lagi.

Aku pergi ke kuil, dan aku mendapat petunjuk dari beberapa siswi yang lewat ( meskipun mereka menatapku sebagai orang asing ). Semakin dekat aku sampai ke kuil, aku semakin merasa sakit. Kepalaku mulai berdebar, perutku mulai sakit. Itu terasa menyiksa. Tapi untuk beberapa alasan, aku terus berjalan. Akhirnya ketika aku melewati gerbang torii, aku muntah di tanah dan langsung pingsan.

Ketika aku bangun, delapan jam telah berlalu, begitu menurut pendeta kuil. Dia mengatakan bahwa aku telah dikutuk oleh sesuatu yang kuat. Aku memberitahunya tentang permainan itu, dan dia menggeleng.

"Itu terlalu berbahaya. Baru-baru ini, ada gadis-gadis lain, dari SMA Kasukabe, yang juga datang kesini. Kau tidak boleh memainkan permainan itu."

Dia berhenti sejenak.

"Ritual ini pada dasarnya menjelaskan bahwa jika roh itu menemukanmu (dalam permainan), maka mereka bisa memiliki tubuhmu, sebagai tubuh mereka yang baru."

Dia berhenti lagi untuk memikirkan semua itu.

"Kau tidak kerasukan. Tapi kau dikutuk, dan hawa yang tidak murni tidak akan membiarkan kau masuk ke dalam kuil."

Dia bilang dia telah menghabiskan berjam-jam berdoa dan membersihkan jiwaku, tapi proses itu telah mengambil waktu yang sangat lama. Dia memberiku jimat khusus, dan mengatakan kepadaku untuk menggantung jimat-jimat itu di sisi lain dari pintu kamarku, untuk mencegah hawa jahat apapun masuk.

Setelah berterima kasih, aku bersiap untuk pulang. Aku merasa seperti ada beban berat yang diangkat dari pundakku (secara harfiah), oleh orang ini, dan dia bilang aku sangat beruntung. Aku hanya punya kuas dengan kutukan, tapi karena saya tidak dirasuki, itu berarti beban itu telah jatuh ke Akane.

Aku sekarang yakin bahwa ia telah dirasuki. Ketika ia "ditemukan" dan ditikam, tubuhnya menjadi tuan rumah untuk "Erina". Ketika ia membuka pintu di pagi hari, garis garam yang awalnya ada sekarang tidak ada lagi, dan dupa menyembul dari tempat sampahnya.

Ketika aku pulang satu jam yang lalu, meskipun masih jam 19.00, tidak ada seorang pun di sana kecuali Akane. Ada catatan di atas meja, dalam bahasa Inggris.

"Kepada Sarah

Bayi Erina sakit dan sekarang ada di rumah sakit. Jangan khawatir. (ayah dan ibu) Pergi untuk membantu.

Love

Mom and Dad"

Bayi Erina. Akane menamai boneka itu Erina, dan menusuknya. Satu komentator menyebutkan voodoo, 'well'... Bayi Erina, sepupu baru Akane, ada di rumah sakit. Pintu kamar Akane tertutup, lampunya mati.
Dia tidak menjawab meskipun aku mengetuk pintu, hanya untuk memeriksa...

Aku pergi di balkon, mencoba untuk mengintip ke kamarnya untuk melihat apakah dia baik-baik saja, tapi tirainya ditutup, kecuali satu mata, mengintip ke arahku.

Aku berlari kembali ke kamarku secepat mungkin, menutup pintu, menaruh garam di mana-mana, bahkan di luar pintuku, memegang jimat dan mulai membakar dupa. Aku sudah berhenti melihat hal-hal bergerak, tapi sekarang aku takut pada Akane. Sebagian dari diriku ingin memanggil program studyku dan berpindah keluarga angkat, tapi bagian dari diriku merasa buruk (tidak enak) untuk melakukan hal ini kepada mereka. Aku merasa mempunyai kewajiban untuk tinggal sampai masalah ini selesai, tapi aku tidak tahu apa yang harus kulakukan pada titik ini.

 Aku berpikir untuk pergi.

-------Sekalipun nanti aku tidak mengepak tasku, tidak masalah, aku akan mendapatkan barang-barang baru. Aku akan memberitahu kepada CIEE (orang-orang yang bertanggung jawab atas programku) aku tidak bisa tinggal dengan keluarga ini lagi, dan aku ingin pindah.

Ini bukan kunjungan pertamaku ke Jepang, sebelumnya pada musim panas lalu aku pernah tinggal di Chiba-shi selama dua minggu dengan keluarga, dan mereka menawarkan aku untuk pergi tinggal bersama mereka. Rumah ini cukup dekat dengan kelasku di Tokyo, mudah-mudahan CIEE mengijinkan, tetapi jika tidak, tidak ada jalan lain kecuali harus kembali ke rumah itu. Meskipun aku yakin mereka akan mengijinkan, mengingat keadaan.-------

(pikirku)

Mom dan Dad tidak menulis catatan lagi. Aku tahu itu karena pagi harinya aku memberanikan diri keluar dari kamar. Meskipun pintuku bersih (aku menuangkan garam di depannya tadi malam) setiap pintu lain ditandai dengan 死 , atau kematian. Saat aku ingin mengambil sesuatu untuk dimakan, aku melihat sesuatu tampak seperti darah di dekat lemari yang pernah aku dan Akane gunakan untuk sembunyi. Aku membuka pintu dan ... 'well' kuharap aku TIDAK PERNAH MEMBUKANYA.

Mom dan Dad ada di situ, masih bernapas, meskipun nafasnya hampir berhenti, terima kasih Tuhan. Tapi mata mereka... oh God, mata mereka tidak ada di tempat yang seharusnya. Aku tidak tahu bagaimana mata mereka bisa keluar, bagian matanya seperti rongga penuh darah, tidak ada kelopak mata, seolah-olah seseorang telah mengambil pisau dan mencongkelnya keluar dengan paksa. Mereka hampir tidak bisa berbicara. Mereka sedang merasakan yang sakit luar biasa.

" Akane.... Jangan.. please," bisik Mom.

" Jangan khawatir, ini Sarah, aku akan menolongmu," bisikku.

Aku meraih garam dan membuat garis di depan dan semua sisi tangga dengan cepat, untuk membuat area perlindungan yang lebih baik. Kemudian ku pikir itu tidak cukup sehingga aku membakar dupa lebih banyak di semua kamar tingkat yang lebih rendah sebelum membantu mom dan dad untuk membantu mereka meraih pintu. Saluran telepon tidak hidup. Persetan jika tetangga tahu dan membuat gosip tak enak, menolong mereka lebih penting daripada menyelamatkan reputasi mereka.

Aku benar-benar senang bahwa aku telah melakukan sesuatu dengan garam itu karena saat aku sedang menolong mereka keluar melalui pintu, ada Akane disana. Penutup luka matanya sudah lepas, dan mata kirinya robek keluar. Sepertinya dia sendiri yang melakukannya. Sebelumnya, kelopak matanya hanya ada bekas luka di atas matanya sejak kecelakaan itu. Dia memegang pisau bekas ritual, dan pisau itu berlumuran darah, darah yang ku duga berasal dari mom dan dad, dan aku berusaha sangat keras untuk tidak muntah. Mata kanannya menatap kami, berputar berguling-guling menggila di kepalanya dan dia tersenyum.

"Sayang sekali aku tidak menemukanmu."

Aku ketakutan, panik. Aku menarik mom dan dad dan keluar dari rumah, berlari ke tetangga untuk meminta pertolongan dan memanggil ambulans. Ketika aku meninggalkan rumah itu, jendela bertirai kamar Akane bergetar, dan aku bersumpah aku melihat matanya mengintip keluar.

Kemudian aku pergi ke kuil. Pendeta kuil mengatakan kepadaku bahwa aku masih baik-baik saja, bahwa garam dan dupa telah melindungi aku dan aku murni dalam roh. Tapi aku meminta dia untuk membersihkan rumah. Aku bercerita tentang Akane, aku memberinya alamat, dan ia berjanji akan membantu dengan mengunjungi rumah itu.

Aku menelepon bibi untuk memperingatkan dia tentang bayi Erina, tapi dia mengatakan kepadaku Erina meninggal secara tiba-tiba tiga hari yang lalu, tepat tengah malam, dan dia sedikit tidak tega untuk memberitahu mom dan dad. Aku menangis. Aku menceritakan kepadanya tentang segala sesuatu yang telah terjadi, dan memperingatkan dia tentang Akane. Dia mulai menangis juga di telepon, menangis tersedu-sedu. Aku meminta maaf berkali-kali sampai aku tak bisa menghitungnya, tapi dia mengatakan kepadaku untuk tetap di tempat yang aman, dari jangkauan Erina .

Aku kemudian menelepon keluarga lamaku di Chiba, melompat ke atas kereta api ke Tokyo untuk bertemu dengan mereka, dan pindah dalam beberapa jam. Aku tidak yakin apakah pendeta kuil mampu membantu Akane atau tidak, tapi tidak mungkin aku kembali ke rumah di Kasukabe-shi untuk waktu yang lama.

Beberapa dari kalian menjadi takut untuk mengunjungi Jepang setelah membaca ini. Ironisnya, aku akan mendorong hal itu. Namun, apa pun yang kalian lakukan, jangan main-main dengan okultisme di sini. Ini bukanlah papan ouji (sejenis jelangkung). Ini adalah kematian skala penuh, kutukan, penderitaan... Tolong, jangan lakukan permainan seperti ini. Setiap kali aku menutup mataku, aku melihat mata mom dan dad yang bolong, dan aku takut. Takut Akane. Aku terus membakar dupa dan garam di kamarku dan kugantungkan jimat di situ. Aku merasa aman, untuk saat ini. Berapa lamakah aku bisa bertahan sampai dia menemukanku?

UPDATE 1 : Telepon berdering meskipun saat itu jam 23:00 (keluarga Chiba-ku agak tidak puas), itu adalah pendeta kuil dari Kasukabe-shi. Aku akan pastikan untuk meng'update' lagi setelah panggilan telepon berikutnya, mudah-mudahan itu kabar baik.

UPDATE 2 : Ini rumit. Dia meminta maaf, tetapi mengatakan dia tidak bisa menyelamatkan Akane. Jiwanya telah diikat dengan "Erina" sampai-sampai ketika ia mencoba untuk membersihkan Akane, hal itu tidak bekerja dengan baik. Dia mengatakan bahwa dia (Akane) di rumah sakit sekarang, bersama dengan orang tuanya. Sekalipun dia tidak lagi dirasuki, kutukan akan tetap pada dirinya dan keturunannya untuk empat generasi berikutnya. Rupanya orang tuanya, bibi dan pamannya, dan generasi yang lebih tua dari keluarga akan baik-baik saja, dan aku akan baik-baik juga. Dia ingin aku untuk datang kembali ke kuil di Kasukabe-shi dan berbicara dengannya Minggu ini.


大丈夫だよ。

(笑)

心配

しない

みんなは大丈夫だよ

(笑)

すごく楽しかった!面白いゲームだね!

さあ~ つぎの人はだれ?

(笑)

あなたを見つけるよ。

(笑)(笑)(笑)(笑)(笑)(笑)(笑)(笑)(笑)(笑)(笑)









〜サラ

Translated by user sakuranbokiss:

Aku baik-baik saja

(tertawa)

Jangan

khawatir

semua orang (di sini) baik-baik saja

(tertawa)

Betapa menyenangkan! Permainan yang menarik, bukan!

Sekarang, siapa orang berikutnya?

(tertawa)

Aku akan menemukanmu

(tertawa) (tertawa) (tertawa) (tertawa) (tertawa) (tertawa) (tertawa) (tertawa)

Aku menemukanmu

~Sarah

EDIT MASSIVE: BUKAN AKU YANG MENULIS INI!! WTF! (Aku nyaris tak bisa membacanya) aku baik-baik saja, sumpah. Aku pergi ke rumah itu, aku tak tahu kenapa tapi aku seperti ditarik oleh sesuatu, aku bahkan tidak ingat turun dari kereta, aku bahkan tidak ingat apapun setelah menggesekkan PASMOku. Aku tidak ingat apa-apa setelahnya, dan baru saja aku baru mendapati diriku terbangun di kuil lagi. Pendeta kuil mengatakan ia tahu (sungguh aku tidak mengerti) di mana aku berada dan melakukan upacara pengusiran setan. Aku akan mengunjungi Akane dan Mom dan Dad dengan dia. 'Updating via iphone'. Akhirnya sekarang aku memiliki jimat yang diikat ke bagian tubuhku untuk perlindungan. Aku ketakutan. Satu-satunya hal yang menenangkanku hanyalah pendeta kuil.

EDIT KEDUA: Di rumah sakit. Aku benar-benar gugup melihat Akane dan Mom dan Dad. Akane diborgol ke tempat tidur, tapi dia tidak ingat apapun, tentang bangun di malam hari dan membuat karakter 死 di pintu, tapi dia ingat saat menyerang Mom dan Dad. Dia menangis. Dia benar-benar tak berdaya, dia tidak bisa menghentikannya, dia mengatakan kepadaku, tapi dia menerima semua kejadian itu. Dia terus menyebut "Unmei" yang artinya tak kumengerti, tapi setelah mencari artinya, ternyata artinya "iman". Kepala Mom dan Dad keduanya dibalut sepenuhnya. Mereka berterima kasih kepadaku karena telah menyelamatkan mereka dan mereka meminta maaf kepadaku. Serius, mereka mengatakan mereka minta maaf karena telah menjadi orang tua angkat yang buruk dan telah merusak pengalamanku dengan Jepang. Aku menangis, dan memberi mereka pelukan besar. Mereka memiliki hati yang sangat besar. Aku masih menangis. Bagaimana mungkin hal seperti ini terjadi pada mereka? Aku merasa sangat bersalah. Besok, dengan penuh harap, aku akan berbicara dengan direktur program, serta berkonsultasi dengan Kedutaan Besar AS di Tokyo untuk melihat apa yang harus ku lakukan.

EDIT KETIGA: Kembali ke Chiba dengan keluarga angkat lamaku, aman dan sehat. Terima kasih semua untuk komentar baik kalian. Aku merasa lebih baik, jauh lebih baik. Aku merasa aman untuk beberapa alasan. Aku berbicara dengan pendeta kuil tentang kutukan pada Akane. Dia mengatakan bahwa jika dia tidak memiliki anak, kutukan itu akan mati bersamanya. Kedengarannya seperti nasib yang mengerikan bagiku, untuk tidak dapat memiliki keluarga sendiri. Aku benar-benar sedih. Aku tidak tahu apa lagi yang harus kukatakan.

EDIT KEEMPAT: Fuck Fuck Fuck Fuck Fuck... BARU SAJA MENDAPAT PESAN INI DI 'INBOX HELP'-KU.

Korban hitori kakurenbo (petak umpet hantu) - Jangan Pernah Mencoba Permainan Ini!!!

Jika seseorang sedang menggodaku (yang mana membuat lebih masuk akal, kanji yang kacau/Jepang yang aneh) tolong akui saja karena ini tidak lucu. Apa yang tertulis (menurut google translate karena Jepang begitu aneh aku tidak bisa memahaminya) adalah:

Subject: 'Kembalilah lagi'

Kau

bisa

lari

tapi

tidak

untuk

waktu

yang

lama

Edit kelima: Ini hanya 'troll'. Aku baik-baik saja...

Maaf karena aku tidak segera meng-update. Dua minggu terakhir adalah KEGILAAN. Aku sudah mengunjungi kedutaan, CIEE, polisi, kuil... ulangi dan pembersihan lagi bila perlu. Terima kasih kepada semua pengguna yang mengirim pesan yang membuatku nyaman. Itu benar-benar baik guys, benar-benar membantu membuatku tetap waras, jujur??.

Sekarang aku kembali ke Amerika. Aku wanita bebas. Singkatnya, inilah yang terjadi.

1.Akane ditahan (kepolisian). Orangtuanya, meskipun bingung, bersaksi melawan Akane. Dia (Akane) bahkan bersaksi melawan dirinya sendiri... melalui pemberbicaraan dengannya, dia berkata meskipun awalnya dia tidak bisa ingat banyak, ada bagian yang dia ingat, tidak berada dalam kendali pikirannya sendiri seperti yang dia inginkan saat ditekan oleh kekuatan yang lebih besar. Dia mengalami percakapan (atau lebih seperti argumen dengan Erina), dan memberitahu Erina bahwa dia tidak ingin terikat dengannya. Untuk membuktikan bahwa dia tidak berdaya, Erina membuatnya menyerang orang tuanya dan mencongkel mata mereka, dan kemudian memotong matanya sendiri. Jika aku berada di rumah, dia akan dipaksa untuk menyerangku juga. Tapi karena aku tidak ada, Erina memaksanya untuk menulis catatan. Dia menangis. Aku belum pernah melihat manusia didorong ke jurang seperti itu (kiasan). Aku sangat sering menangis dalam beberapa minggu terakhir, sampai aku merasa semua air mataku kering.

2.Aku sudah dibebaskan dari program ini karena masalah pribadi (yeah, saudara angkatmu yang kerasukan dan mencongkel bola mata bisa dihitung sebagai masalah pribadi) .

3.AKU KEMBALI KE RUMAH. Terima kasih Tuhan.

Disinilah aku mulai merasa aneh.



Cerita lain :

Aku itu orangnya penakut, jadi aku belajar dengan hati-hati tentang proses ritualnya, lalu aku pun memulai permainannya. Temanku telah mencoba nya, Katanya saat dia membuat beberapa suara, roh yang berada di dalam boneka itu mencakar pintu kamarnya. mendengar pengalaman temanku itu, aku sangat ingin tau sekaligus sedikit ketakutan.

Untung saja Keluargaku pergi bermalam di rumah nenek ku, jadi aku segera menyediakan apa saja yang di butuhkan untuk memulai ritual tersebut.

Karena garam itu dibutuhkan untuk mengakhiri ritual, dan karena aku itu penakut, dengan sengaja aku pun mencampurkan alkohol dan garam untuk membuat ramuan yang sangaaattt kuat agar roh yang berada di dalam boneka cepat keluar.

Aku hanya menyalakan TV dan mematikan barang elektronik lainnya.
Sekarang giliranku untuk memulai permainan ini.
Aku sangat serius TIDAK ingin terluka, jadi aku menggunakan pensil mekanik untuk menusuk bonekanya.
Lalu aku berlari ke dalam lemari di kamar yang paling besar dirumah ku, dan membawa campuran air garam itu di mulutku.

Saat menit-menit pertama, aku sangat bosan.
Apakah mungkin aku terlalu banyak membaca cerita seram?
Mungkin seharusnya aku sekarang mengrimkan pesan ke temanku, bukannya melakukan ini
Itulah yang aku pirkan.

Lalu,
Seolah-olah berhalusinasi,
Saluran TV mulai berubah, dan aku dapat mendengar suara,
"Dimana... Kau?"
Saat saluran itu berubah.

Tidak tidak tidak tidak,
Akuhanya berpikir seperti itu.
Hal semacam itu hanya ada di KOMENTAR SETELAH BERMAIN GAME HOROR!

Setelah itu, terdengar Suara tertawa perempuan
Dan lebih parahnya lagi, tawa itu terdengar seperti tertawa ku!
Dan suara melalui TV itu tidak berhenti.

Aku hanya berpikir bahwa,
'AKU HARUS MENGAKHIRI SEMUA INI'
Sungguh, itu saja.

Lalu, aku berlari keluar dari lemari dan berlari menuju kamar mandi untuk menemukan boneka itu.
Tetapi, saat aku sedang berlari, tiba-tiba aku menginjak sesuatu.

Itu adalah,
Boneka Pooh
Yang sudah aku siapkan untuk ritual ini.
Aku benar-benar ingin pingsan, tetapi aku selalu takut aku akan terluka jika aku pingsan, lalu dengan segera aku pun mengakhiri permainan ini.

Boneka itu seharusnya kan berada di kamar mandi yang berada di seberang lorong,
Namun,
Boneka itu tepat berada di sebelah tempat tidur,
DENGAN PENSIL YANG BERADA DI TANGANNYA!

Ke esokan hari nya, aku menyingkirkan boneka dan beras secara terpisah.

0 comments:

Post a Comment